coolinthe80s.com, The Paradise of Thorns adalah film Thailand bergenre drama thriller yang mempertemukan Jeff Satur dan Engfa Waraha dalam sebuah konflik intens soal warisan. Ini menjadi debut layar lebar Jeff Satur, yang dikenal sebagai aktor sekaligus penyanyi berbakat. Kisah film ini berpusat pada perebutan perkebunan durian yang penuh cinta dan perjuangan, kini terancam jatuh ke tangan orang lain. Dalam cerita ini, Jeff Satur berperan sebagai Thongkam, yang selama bertahun-tahun merawat dan mempertahankan kebun durian bersama pasangannya, Sek. Namun, kematian Sek membawa perubahan besar dalam hidup Thongkam dan membuka konflik yang tak terelakkan.

Perjuangan Thongkam dan Sek di Kebun Durian dalam Film The Paradise of Thorns

Kisah The Paradise of Thorns di mulai dengan kehidupan Thongkam (Jeff Satur) dan Sek (Toey Pongsakorn Mettarikanon) di perkebunan durian yang mereka bangun bersama. Perkebunan itu bukan sekadar ladang, tapi hasil kerja keras bertahun-tahun di atas tanah yang di wariskan dari ayah Sek. Selama lima tahun, Thongkam dan Sek berbagi peran dengan harmonis; Sek merawat pohon-pohon durian, memastikan mereka tumbuh sehat dan subur, sementara Thongkam menangani sektor keuangan.

Kebahagiaan mereka di kebun durian terasa lengkap. Sek bekerja dari pagi hingga malam, sementara Thongkam mengelola keuangan dan menjaga kepemilikan perkebunan tetap utuh. Kebun itu bukan hanya sumber penghidupan, tapi juga tempat mereka mencurahkan cinta dan usaha.

Kehidupan Thongkam yang Berubah Setelah Kepergian Sek

Namun, kedamaian itu terhenti ketika Sek mengalami kecelakaan tragis saat bekerja di kebun. Cedera yang parah membuatnya membutuhkan perawatan medis segera, tapi Thongkam tidak di izinkan memberikan persetujuan medis karena hubungan mereka tak tercatat secara sah. Alhasil, nyawa Sek tidak terselamatkan, dan kehidupan Thongkam berubah drastis.

Lihat Juga  6 Film Horor Thailand Terbaru di Tahun 2024

Sepeninggal Sek, Thongkam terpaksa tinggal bersama ibu Sek, Saeng (Seeda Puapimon), yang kini hidupnya bergantung pada bantuan Mo (Engfa Waraha), seorang pengasuh yang sudah merawat Saeng selama 20 tahun terakhir. Thongkam mengajak Saeng dan Mo tinggal di rumah yang ia dan Sek bangun bersama. Namun, konflik mulai muncul saat Saeng dan Mo secara perlahan mulai menguasai kebun dan aset yang selama ini di bangun Thongkam bersama Sek.

Pertarungan Hukum dan Emosi dalam Merebut Hak Warisan

Dalam perjalanan hidupnya yang baru, Thongkam menemukan kenyataan pahit bahwa secara hukum dia tidak memiliki hak atas warisan Sek. Semua aset, termasuk perkebunan durian, terdaftar atas nama Sek. Hukum Thailand menganggap bahwa hak waris hanya di berikan kepada pasangan sah dan keluarga inti, yaitu orang tua atau saudara kandung. Karena hubungan Thongkam dan Sek tak di akui secara resmi, Thongkam tak memiliki klaim sah atas kebun itu.

Hal ini semakin rumit dengan sikap Saeng dan Mo, yang mulai menunjukkan niat untuk mengambil alih semua yang dimiliki Sek. Meski Thongkam merasa punya hak moral karena ia dan Sek membangun kebun itu bersama, posisinya semakin sulit karena tidak ada pengakuan resmi dari hukum.

Usaha Thongkam Mempertahankan Kebun Durian yang Penuh Kenangan

Merasa terpojok, Thongkam memutar otak dan mencoba berbagai cara agar bisa mempertahankan kebun durian yang penuh kenangan bersama Sek. Di tengah usahanya, Thongkam menemukan fakta-fakta baru yang membuatnya mempertanyakan hubungannya dengan Sek dan alasan-alasan di balik beberapa keputusan Sek.

Dengan segala tantangan dan intrik yang muncul, Thongkam berusaha keras agar kebun durian tetap berada di bawah kendalinya. Namun, apakah cinta dan kenangan cukup kuat untuk menghadapi hukum dan perebutan keluarga?

Lihat Juga  The Cursed Land: Film Horor Thailand tentang Kutukan 200 Tahun

Debut Layar Lebar Jeff Satur dan Engfa Waraha di The Paradise of Thorns

Selain cerita penuh konflik, The Paradise of Thorns adalah proyek istimewa sebagai debut layar lebar Jeff Satur, Engfa Waraha, dan Keng Harit Buayoi. Jeff Satur, yang dikenal melalui karier musiknya, juga mengisi soundtrack film ini dengan lagu “Rain Wedding.” Lagu ini menggambarkan emosi mendalam dan suasana hati Thongkam sepanjang perjuangannya mempertahankan kebun durian yang penuh makna.

Mengapa The Paradise of Thorns Layak Ditonton?

The Paradise of Thorns mengangkat tema yang jarang di temukan di film Thailand ini, drama thriller keluarga yang penuh dengan intrik warisan. Film ini bukan hanya tentang konflik kepemilikan, tapi juga menyajikan drama emosional yang mendalam. Kisahnya menyentuh berbagai aspek kehidupan: cinta, pengkhianatan, hukum, dan usaha mempertahankan apa yang di rasa milik sendiri. Di tambah dengan akting kuat dari para bintangnya, film ini siap menyajikan pengalaman yang menyentuh sekaligus menegangkan bagi penontonnya.

Kesimpulan

The Paradise of Thorns menghadirkan drama perebutan warisan yang penuh emosi dan intrik. Kisah Thongkam yang berjuang mempertahankan kebun durian yang ia bangun bersama Sek menunjukkan rumitnya hubungan cinta, hukum, dan keluarga. Dengan tema yang kuat dan akting berkesan, The Paradise of Thorns jadi pilihan menarik untuk penonton yang suka cerita penuh ketegangan dan konflik emosional.