coolinthe80s.com, Film The Medium adalah salah satu karya horor Thailand yang menghadirkan teror melalui kisah dukun dan roh jahat yang merasuki manusia. Disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun, yang sebelumnya sukses dengan film “Shutter” (2004), film ini berkolaborasi dengan Na Hong Jin, sutradara asal Korea yang terkenal dengan film “The Wailing” (2016). Kombinasi dua maestro horor ini membuat The Medium menjadi salah satu film horor yang paling menegangkan dan penuh kejutan.
Sejak dirilis, The Medium langsung mencuri perhatian para pecinta film horor di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Cerita yang menyoroti dunia mistis Thailand dengan sentuhan budaya lokal membuat film ini begitu kental dengan nuansa mistis dan ketegangan. Film ini tidak hanya menyajikan adegan seram, tetapi juga menggali lebih dalam tentang keyakinan spiritual yang masih dipegang teguh oleh masyarakat pedesaan di wilayah Isan, Thailand.
Kisah Keluarga Dukun dan Kehadiran Roh Jahat
Sinopsis The Medium
Cerita film ini berfokus pada Nim, seorang dukun wanita yang menjadi mediator roh-roh leluhur bagi masyarakat di Isan. Nim mewarisi kemampuan spiritual ini dari nenek moyangnya, dan bertugas melindungi penduduk dari gangguan roh jahat serta membantu menyembuhkan penyakit. Namun, kehidupan Nim berubah drastis ketika keponakannya, Mink, mulai menunjukkan gejala kesurupan yang tidak biasa.
Gejala tersebut semakin parah dan sulit dikendalikan, membuat Nim yakin bahwa Mink tidak dirasuki roh leluhur yang baik, melainkan kekuatan jahat yang berbahaya. Kondisi Mink semakin kacau, ia mulai kehilangan kesadaran dan melakukan hal-hal yang di luar kendali. Keluarganya pun mulai panik dan meminta bantuan Nim untuk menghentikan kegilaan ini sebelum terlambat.
Praktik Perdukunan dan Shamanisme yang Mencekam
Film ini berhasil menggambarkan shamanisme, kepercayaan lokal tentang roh-roh yang tinggal di alam semesta. Shamanisme di Thailand, terutama di wilayah Isan, masih di praktikkan oleh sebagian penduduknya, yang percaya bahwa roh bisa memberikan kekuatan atau justru membawa petaka. Dalam The Medium, praktik perdukunan dan ritual pemanggilan roh ini di eksplorasi dengan sangat intens dan menyeramkan, membawa penonton ke dunia gelap yang tak terbayangkan sebelumnya.
Kolaborasi Sutradara Hebat yang Membawa Teror Baru
Kombinasi Sutradara Thailand dan Korea
Film ini merupakan hasil kolaborasi antara dua sutradara hebat Asia: Banjong Pisanthanakun dari Thailand dan Na Hong Jin dari Korea Selatan. Keduanya terkenal dengan karya-karya horor yang memiliki kekuatan dalam menciptakan ketegangan dan atmosfer mencekam. Banjong, dengan pengalamannya di “Shutter” dan “Pee Mak”, sukses mengangkat horor khas Thailand yang sarat unsur mistis. Sementara itu, Na Hong Jin membawa sentuhan horor psikologis dan thriller dari karyanya “The Wailing”, membuat film ini menjadi perpaduan horor yang memadukan ketakutan supernatural dan psikologis.
Penghargaan dan Kesuksesan Internasional
Tidak hanya sukses di Thailand, The Medium juga meraih pencapaian di tingkat internasional. Film ini tayang di berbagai festival film bergengsi seperti Bucheon International Fantastic Film Festival dan Sitges Film Festival. Di Korea Selatan, The Medium juga masuk dalam Box Office dengan pendapatan lebih dari 5,6 juta dolar AS. Popularitasnya terus meningkat berkat ulasan positif dan penghargaan yang di terima, termasuk penghargaan Bucheon Choice Feature pada tahun 2021.
Mengapa The Medium Begitu Seram?
Gaya Penceritaan Mockumentary yang Mencekam
Salah satu elemen yang membuat The Medium begitu menegangkan adalah gaya penceritaannya yang menggunakan pendekatan mockumentary. Gaya ini memberikan kesan seolah-olah penonton sedang menyaksikan dokumentasi nyata tentang kejadian-kejadian mistis yang di alami oleh Nim dan Mink. Dengan teknik pengambilan gambar yang realistis dan sudut pandang kamera yang seolah di ambil secara sembunyi-sembunyi, penonton di buat merasakan ketegangan secara langsung.
Selain itu, visual yang di tampilkan di film ini juga sangat mendukung suasana seram. Tone warna gelap dan latar hutan yang mencekam menambah intensitas ketegangan, membuat setiap adegan ritual dan kesurupan terlihat begitu nyata dan menakutkan.
Aktor yang Menjiwai Peran
Keberhasilan The Medium juga tidak terlepas dari kemampuan akting para pemainnya. Sawanee Utooma yang memerankan Nim berhasil membawakan karakter dukun yang tangguh dan penuh misteri. Narilya Gulmongkolpech yang memerankan Mink juga sukses menampilkan transformasi dari gadis remaja biasa menjadi sosok yang kerasukan dengan sangat meyakinkan. Ekspresi wajah dan gerakan tubuhnya saat kerasukan membuat penonton merasakan kengerian yang nyata.
Apa yang Bisa Kita Ambil dari The Medium?
Refleksi tentang Kepercayaan dan Kekuatan Spiritual
The Medium bukan hanya sekadar film horor untuk menakut-nakuti, tetapi juga menawarkan refleksi mendalam tentang kepercayaan, keluarga, dan takdir. Film ini menggambarkan bagaimana keyakinan spiritual dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, baik secara positif maupun negatif. The Medium juga menunjukkan bagaimana kekuatan spiritual dapat mengendalikan hidup seseorang jika tidak di pahami dengan baik.
Bagi para penikmat horor, The Medium menawarkan pengalaman yang penuh teror dan ketegangan. Bagi yang ingin memahami lebih dalam, film ini bisa menjadi cermin tentang bagaimana manusia mencoba berdamai dengan kekuatan di luar dirinya.
Kesimpulan: The Medium, Film Horor Mistis yang Sarat Teror
The Medium sukses menjadi salah satu film horor Asia yang patut di perhitungkan. Dengan perpaduan antara cerita yang kuat, akting memukau, dan sentuhan visual yang mencekam, film ini mampu membawa penonton ke dalam dunia perdukunan yang penuh teror. Jika Anda pencinta horor sejati, The Medium adalah film yang wajib di tonton. Siapkan diri Anda untuk menyaksikan kengerian dari praktik perdukunan dan roh jahat yang tak terduga.